Penyandang Difabel yang Berjuang Keras untuk Keluarga
Hendrikus Herlisianus
Hendrikus Herlisianus seorang petani difabel dari
Flores, Nusa Tenggara Timur
Om Hepin, seorang lelaki berusia 39 tahun berasal dari Flores Nusa Tenggara Timur yang memiliki
keterbatasan untuk melakukan kegiatan sehari-harinya. Pemiliki nama asli
Hendrikus Herlisianus ini mengalami kecelakaan tahun 2004 yang mengharuskan
tangannnya diamputasi.
“Setelah mengalami
kecelakaan 2004 saya kembali menjadi seorang Petani Sayur dengan ukuran 6 petak
tanah, termasuk ukuran yang tidak besar. Karena saya berkerja sendiri, biasanya
ditemani dan dibantu istri. Saat ini istri dirumah dan mengurus anak bungsu
yang masih bayi,” ucap Hendrik.
Sebagai kepala keluarga
yag memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, Hendrikus
yang memiliki keterbatasan ini tentu tidak menjadikan penghalang dirinya untuk
tetap memiliki semangat berkebun.
Hendrik yang saat ini
menjadi petani sayur sawi di Flores, NTT ia juga memiliki rencana menanam jenis
sayuran lainnya. Jika diberi kesempatan dan berhasil dalam usahanya menanam
sayur, ia juga ingin menanam tomat, terung, dan juga lombok.
Sejak kecil ia sudah ikut
belajar untuk berkerja menanam sayur bersama orang tuanya. Lokasi kebun yang ia
garap saat ini di dusun Namang Jawa, Desa Namang Kewa Kecamatan Kewapante,
Kabupaten Sikka, Maumere, Flores, NTT.
Menjadi seorang petani
didaerah, dalam sekali panen Hendrik bisa mendapatkan pengasilkan Rp1 juta hingga Rp2 juta. Uang itu digunakan untuk membayar sewa lahan,
memenuhi kebutuhan rumah tangga, juga untuk membayar biaya sekolah anaknya di sekolah
dasar.
Fakta menariknya, walau
sejak kecil ia belajar dan berkerja menanam sayur. Sebelum ia mengalami
kecelakaan ternyata ia pernah berkerja sebagai tukang bangunan. Bukankah
berarti orang yang akrab dengan sebutan Om Hepin ini adalah orang yang akan
mengerjakan apapun yang ia bisa.
Sejak kecil ia telah Ia
berkerja tanpa memandang bagaimana pekerjaan yang dia lakukan. Hingga pada
akhirnya ia mengalami kecelakaan di tahun 2004 yang mengharuskan ia berusaha
lebih dan melakukan perubahan untuk dirinya dan juga keluarganya.
Dengan keterbatasan yang
ia miliki, Hendrik tidak pantang menyerah bahkan tidak berkecil hati untuk
tetap bergerak maju agar keluarga kecilnya ini bisa hidup dengan layak dan
berkecukupan.(*)
Penulis: Fahmi Hadianto
Sumber : https://www.arahkita.com/tag/Hendrikus%20Herlisianus#google_vignette
Komentar
Posting Komentar