Tekad Kuat Dokter Cantik, Wujudkan Kepedulian Saat Pandemi
Ibarat petir menyambar di siang
bolong, pandemi datang membawa virus Covid – 19. Kesehatan, menjadi hal yang
paling penting. Pasalnya, virus mematikan tersebut bisa menyerang kapan dan
siapa saja. Disinilah petugas kesehatan berperan, sebagai garda terdepan,
melakukan penanganan. Tanpa mengenal lelah, mereka mengurus masyarakat yang
dinyatakan positif Covid – 19 dan harus menjalani isolasi di rumah sakit.
Pertanyaannya, siapa yang memperhatikan
mereka?. Sementara, para petugas kesehatan ini mengemban tugas yang sangat
berat, karena bisa saja virus Covid – 19 menulari mereka. Pemikiran ini,
membayang – bayangi Stephanie
Cecillia Munthe dan melatarbelakangi dirinya membuat yayasan non profit bagi
tenaga kesehatan. Yaitu, Medical Talk and Communication.
Organisasi
yang didirikannya ini terfokus pada kebutuhan para pekerja medis salah satunya
dengan menyumbangkan persediaan logistik seperti minuman kesehatan dan pembersih
tangan. Memang terlihat sederhana, namun sangat bermakna dimana gotong royong,
dan sikap kepedulian yang tinggi harus dikedepankan untuk menghadapi pandemi.
Dokter
gigi cantik ini, secara tegas menyatakan komunitas tersebut juga terbentuk
karena, dirinya menilai ada kesenjangan di antara tenaga kesehatan. Dia dan
rekan-rekannya pun, ingin meningkatkan awareness atau kesadaran akan semangat
kolaborasi antar nakes. “Banyak sekali masalah-masalah manajemen pelayanan
kesehatan, seperti miskomunikasi antar tenaga kesehatan. Kurang adanya respect
antar profesi kesehatan,yang mengakibatkan pelayanan kesehatan itu tidak
optimal," Ucap Stephanie.
Senyumnya
terlihat merekah, organisasi yang dirintis Finalis Puteri Indonesia, bersama
rekan rekannya ini resmi menjadi sebuah yayasan di tahun 2020. Tekad mereka
yang kuat, berikut upaya tanpa mengenal lelah yang dilakukan ternyata
membuahkan hasil. Yayasan tersebut, terbangun dengan empat divisi.
Pertama
research, dimana para tenaga
kesehatan yang menjadi member bisa mendapatkan pelatihan untuk penulisan artikel
ilmiah. Dan berkolaborasi, dengan profesi kesehatan lainnya. Kedua empowerment,
para nakes diberdayakan untuk bisa aktif dalam mengedukasi tengang kesehatan di
media sosial, menjadi moderator atau host sebuah acara. Selain itu para nakes
juga mendapatkan pelatihan komunikasi, public
speaking, soft skill atau
kemampuan non teknis lainnya.
Ketiga
advokasi, yaitu mendukung para nakes dengan mengadakan virtual health education di tengah pandemi. Dulu sebelum pandemi,
organisasi ini memang sudah aktif melakukan bakti sosial. Kadang, bekerja sama
dengan Pemprov DKI Jakarta dan sektor lainnya. Keempat, kolaborasi dimana Medical Talk and Communication bekerja
sama di berbagai sektor. Mulai dari pemerintahan, sampai ke sektor masyarakat
lainnya untuk mengadakan kampanye tentang kesehatan di masa pandemi COVID-19.
Apa
yang dilakukan Stephanie secara jelas membuktikan, bahwa kaum wanita berdaya
dan bermanfaat bagi sesama. Hal ini tentunya, merupakan wujud nyata dari
revolusi mental yang patut ditiru terutama oleh generasi muda. Niscaya, usaha
yang dilakukan thidak akan mengkhianati hasil.
Penulis Octavianus Dwi Sutrisno
Komentar
Posting Komentar