Mahasiswa Unair Sukses Bangun Kampung Karamba di Lumajang

 




Bersama sejumlah tokoh dan masyarakat Lumajang, tahun 2001, Dr. M. Hariyadi yang pada saat itu masih menjadi mahasiswa Program PSDM Universitas Airlangga, berhasil membangun Desa dan Masyarakat Desa di Karamba, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Hariyadi mendapat beasiswa dari Yayasan Damandiri. Setelah mendapatkan gelar S2, ia pun melanjutkan studi S3-nya di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Airlangga hingga meraih gelar doktor.

Karena rajin belajar, anak muda ini mengambil studi sandwich like ke UvA dan AISSR, Universiteit van Amsterdam Belanda dan Amsterdam Institute Social Science Research Belanda pada tahun 2012.

Sesuai dengan program pemerintah, Hariyadi bersama teman-temannya membuat Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), kemudian ganti menjadi Pekarangan Pangan Lestari (P2L), dan sekarang mengembangkan Pawon Urip dan program Urip Urup atau yang dikenal sebagai Kebun Gizi Keluarga.

Pawon Urip dikembangkan pada setiap RW di Lumajang, yaitu kebun gizi keluarga. Prinsip yang digunakan adalah bahwa andaikan rumah sebuah keluarga tidak memiliki lahan pekarangan, dikembangkan program paraling atau pagar ramah lingkungan. Pohon sayur ditanam pada pot atau polybag atau barang-barang bekas lainnya dengan memperhatikan media tanam. Pemeliharaan pohon sayur itu sesuai kondisi lingkungannya.

Setiap langkah, sesuai dengan teori yang diajarkan pada PSDM, Kepala Desa dan para sesepuh desa, serta keluarga-keluarga yang memiliki pengaruh diikut-sertakan sebagai peserta terhormat.

Berbagai kegiatan itu menggunakan sistem gotong royong  sebagai  inti Pancasila, di mana semua warga ikut serta dalam kegiatan secara bersama-sama. Pembiayaan dilakukan dengan “sistem jimpit”, yakni menempatkan sebuah kaleng kecil di tempat-tempat tertentu agar setiap keluarga secara sukarela mengisi kaleng itu sesuai kemampuannya.

Ada yang mengisi Rp 500.000,- dan ada yang mengisi jauh lebih banyak, apalagi makin lama makin kelihatan hasil nyata yang dilakukan oleh masyarakat secara luas. Hasil gotong royong itu kian merangsang partisipasi masyarakat luas.

Menurut Hariyadi, tim di kampung itu diharapkan melakukan prinsip pembinaan, mengedukasi, dan memberikan pembelajaran kepada masyarakat. Mengajarkan 4 Jangan, yaitu Jangan tunggu orang lain, Jangan memulai dari yang sulit, Jangan memulai dari yang besar, dan Jangan menunda waktu.

Ditekankan pada nilai empat jangan itu adalah suatu ajaran mulai dari diri sendiri,  mulai dari yang mudah, mulai dari yang kecil, dan melaksanakan sekarang juga. Prinsip sederhana itu mengajarkan dan mengajak masyarakat segera bertindak mulai dari yang kecil sampai akhirnya bisa membuktikan bahwa masyarakat bisa, tidak muluk-muluk tetapi memiliki kebanggaan yang bisa merangsang motivasi yang lebih besar.

Untuk referensi, dianjurkan kepada anggota masyarakat memanfaatkan perpustakaan desa. yang dikembangkan di desa dengan kumpulan bahan bacaan yang makin luas dan  variatif, sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa. 

Lebih dari itu, koordinasi dengan Kadis DLH dan Kabid serta Kadis Ketahanan Pangan dan Kabidnya, atau seperti dalam pendekatan kemasyarakatan penanganan program KB, yaitu semua elemen pembangunan di desa diundang untuk ikut serta dalam kebersamaan secara ikhlas.

Bupati Lumajang dan aparatnya memberikan dukungan secara simpatik dalam pengembangan Kampung tersebut. Hasilnya sungguh luar biasa, Kampung Karamba berubah menjadi Kampung Hijau dengan lingkungan dan halaman rumah yang sangat ramah lingkungan, serta masyarakatnya makin sadar hidup bergotong royong, suka membaca buku di Perpustakaan Desa, serta jauh lebih sehat dan sejahtera.

(Sumber: Gemari.id)

Komentar

Postingan Populer