Dari Dianggap Kurang Waras, Ciptakan Biogas
Tetesan peluh turun dari kening Bang Joni. Begitu ia dikenal
dan biasa disapa. Lelaki paruh baya yang menetap di Kota Pontianak, Kalimantan
Barat. Usianya belum genap separuh abad.
Tubuhnya yang 'tambun' dan berkulit sedikit legam akan
mengesankan Bang Jono sosok pribadi yang 'galak'.
Tapi persepsi itu semua luluh saat kita telah berbincang
dengan Bang Joni. Kerap candaan serta tawa mencuat dari Bang Joni.
"Hahaha, saya ini dulu petani, lalu biasa kerja dengan
kotoran hewan supaya bermanfaat untuk masyarakat, alam, lingkungan dan
bangsa," ujar Bang Joni, Sabtu pekan lalu.
Sinar matahari siang yang makin meninggi membuat keringat
Bang Joni makin banyak mengucur. Meski tempat duduk Bang Joni dapat dianggap
lumayan teduh.
Namun, peluh Bang Joni juga menjadi lambang gerak
perjuangannya selama ini untuk meningkatkan keberhasilan petani di Pontianak
secara khusus maupun Kalimantan Barat lebih umumnya.
Bang Joni juga adalah orang yang menetapkan dirinya untuk
ikut menjaga alam maupun lingkungan agar tetap terjaga bersih serta lestari.
Ia mendedikasikan pikiran dan tenaganya agar lingkungan
Nusantara dapat berkelanjutan.
Lengan Bang Joni yang gempal adalah 'perkakas' awal baginya
untuk mengubah kotoran ternak dengan bau menyengat dan menjijikkan menjadi
sumber energi terbarukan Biogas.
Dulu, Bang Joni tidak merasa segan, mencari dan menampung
kotoran hewan ternak. Bang Joni tidak merasa malu meski bekerja sendirian
dengan aroma yang tidak mengenakkan.
Hebatnya lagi: Bang Joni ternyata bukanlah Sarjana. Ia tidak
pernah lulus sekolah sampai SMA. Namun ide, pemikirannya, layak disejajarkan
dengan para ahli di universitas.
Lebih penting dari itu: jiwa serta nurani Bang Joni yang
begitu mencintai alam Indonesia agar tidak tercemar sekaligus meningkatkan
taraf hidup petani sebab mempunyai bahan baku bertani yang baik.
Semangat Bang Joni membuahkan hasil. Nyatanya mampu mengubah
kotoran hewan ternak menjadi Biogas.
Dulu, Bang Joni tak jarang menerima olok-olok dan
dibicarakan warga karena dianggap bercita-cita aneh: ingin mengubah kotoran
ternak menjadi sumber energi terbarukan. Mirisnya, pernah ada yang
menganggapnya kurang waras.
"Hehehe, karena saya ditengoknya setiap hari kerja sama
kotoran-kotoran ternak itu. Mungkin di situ orang bingung, entah apa mau dibuat
si Joni main-main sama kotoran," kata Bang Joni.
Ejekan, tertawaan, cibiran, pandangan negatif awal dari
warga sekitar yang diterima Bang Joni akhirnya dibungkam dengan karya nyata.
Dulu, Bang Joni sering mengelus dada dan tak terasa matanya
'berkaca-kaca' bila mendengar omongan tidak baik dari orang-orang.
Kini, Bang Joni adalah panutan. Ribuan ucapan terima kasih
telah disampaikan kepadanya sebab memberikan kemanfaatan yang besar bagi
kehidupan rumah tangga serta petani di Kota Pontianak dan sekitarnya.
Dari tangan kekar Bang Joni, saat ini ia telah sukses
membangun lebih 30 demonstration plot (demplot) Biogas di beberapa desa di
Pontianak dan sekitarnya.
Demplot Biogas merupakan unit peraga dan sosialisasi
pemanfaatan limbah kotoran ternak untuk rumah tangga. Bangunan demplot dapat
berupa baki penampungan.
Kotoran ternak ditampung mengeluarkan gas yang bisa
dimanfaatkan untuk sumber energi berguna bagi rumah tangga, seperti memasak,
listrik, dan lainnya. Sedangkan, cairan dari kotoran bisa digunakan untuk pupuk
pertanian berkualitas.
Apa yang telah dibuktikan Bang Joni tak urung membuatnya
surut menciptakan karya terbaik demi alam, lingkungan, dan masyarakat Indonesia
melalui energi terbarukan.
Ia terus bekerja dengan loyal karena kecintaannya pada
negeri Indonesia agar ke depan tidak kehabisan sumber energi. Bang Joni tetap
mencintai energi terbarukan.
Kotoran hewan ternak adalah 'kawan akrab' Bang Joni sejak
dulu. Dari situlah ia membaktikan dirinya untuk Indonesia.
Peluhnya tidak menetes sia-sia. Tangannya yang berbau
kotoran hewan justru menjadi wangi semerbak untuk alam dan lingkungan yang
lestari.
"Alam adalah sekolah saya. Masyarakat jadi
Gurunya," tutur Bang Joni.*
*Penulis : HAL
Komentar
Posting Komentar