Cita Mulia Wujudkan Anak Indonesia Gemar Baca
Gemuruh suara anak-anak terdengar ramai sore hari di Gang
Tembok Lor III, Kampung Tembok, Kelurahan Bubutan, Surabaya, Jawa Timur.
Riuh suara anak-anak itu bukan sedang berada di wahana
bermain atau mall mewah. Mereka di Taman Baca Tembok Lor III.
Di Taman Baca Tembok Lor III, canda anak-anak itu tetap
membuncah. Ada yang saling sembunyikan buku kawannya, yang usil ketika
sahabatnya serius membaca, yang bermain tebak-tebakan pengetahuan dan lainnya.
Sore hari itu menjadi 'kemilau cahaya' melihat semangat
anak-anak membaca serta bermain. Taman Baca Tembok Lor III seperti istana megah
sebab tak menjadi ruang hampa
Taman Baca Tembok Lor III jadi arena yang mengasyikkan.
Buku-buku yang terlonggok di taman baca menjadi sahabat anak-anak di sana.
Bergeliatanya suasana edukasi di Taman Baca Tembok Lor III
tecipta berkat kerja tulus Bripka Sugeng, seorang Abdi Bhayangkara yang
bertugas di Polsek Bubutan.
Ia yang menginisiasi terwujudnya Taman Baca Tembok Lor III.
Niat tulus Pak Sugeng ingin mencerdaskan generasi penerus bangsa disambut baik
pengurus RT setempat.
Berdirilah Taman Baca Tembok Lor III meski hanya bangunan
sederhana dikelilingi dinding dari baja seng dan beralas karpet terpal.
Seperti sore itu, Pak Sugeng belum sampai di taman baca. Ia
baru turun dari motornya kemuian berjalan santai sambil berbincang dengan dua
orang bapak-bapak lainnya.
Tetapi, sebagian anak-anak langsung berhamburan
menghampirinya. Menarik-narik tangannya. Ada yang memeriksa tubuhnya. Ada yang
cerewet bertanya ingin mengetahui apakah Pak Sugeng membawa 'teman akrab'
mereka: buku bacaan baru.
Wajah Pak Sugeng yang meneduhkan pun menyambut anak-anak itu
dengan riang hati. Pak Sugeng yang sore itu berbaju bebas, membuka tasnya
seraya mengeluarkan beberapa buku. Anak-anak itu bersorak.
"Saya ingin anak-anak Indonesia, khususnya di kelurahan
ini, berhasil mewujudkan cita-citanya karena mereka anak-anak yang cerdas. Saya
sudah lama rutin menyumbangkan buku-buku ke sini. Doakan saya tetap komitmen,"
ujar Pak Sugeng.
Pak Sugeng sejak akhir tahun lalu, tak lama setalah Taman
Baca Tembok Lor III hadir, menjadi pemasok buku bacaan rutin. Dapat disebut:
Pak Sugeng jadi 'toko buku' bagi Taman Baca Tembok Lor III.
Kerja ikhlas Pak Sugeng ingin membuat anak Indonesia cerdas
pun bukanlah pepesan kosong. Ia rela merogoh uang pribadi untuk membeil buku
bacaan baru bakal Taman Baca Tembok Lor III.
"Jangan berhitung materi dengan ilmu pengetahuan. Jika
generasi penerus kita adalah orang-orang yang hebat dan pintar, kita juga yang
bangga karena awalnya berkat niat keinginan diri kita," ucap Pak Sugeng.
Biasanya sore, usai selesai bertugas, Pak Sugeng
menyempatkan menyambangi Taman Baca Tembok Lor III. Ia mendonasikan buku ke
situ. Ada buku baru, ada juga bekas namun masih layak dibaca.
Tidak tampak raut wajah lelah dari Pak Sugeng saat
mengantarkan buku-buku ke taman baca walaupun masih berseragam Polisi. Ia
bahkan tak canggung membaca bersama anak-anak maupun bergurau. Meski mungkin
saja pekerjaannya seharian begitu menumpuk dan meletihkan.
Bukan sekadar jadi donatur tetap buku-buku ke Taman Bacaan
Tembok Lor III, Pak Sugeng juga ternyata kerap mengajari anak-anak kecil
belajar membaca. Telah ada beberapa anak-anak yang akhirnya mampu membaca sebab
diajari Pak Sugeng.
Pak Sugeng menyayangi anak-anak di Taman Baca Tembok Lor III
seperti buah hatinya sendiri. Tak mengeluh. Tak pernah kesal. Tak mengharap
imbalan.
Tujuan utamanya adalah tercipta anak-anak di kampung menjadi
manusia berguna dan mencintai buku.
Pak Sugeng adalah oase kemanusiaan bagi dunia edukasi
Indonesia. Ia selalu sumringah di tengah anak-anak yang membaca buku.*
Komentar
Posting Komentar